Adventure Time - Penguin

Kamis, 15 November 2018

Anatomi Sistem syaraf Pt. 2

SARAF OTONOM
(S. Simpatis dan S. Parasimpatis) 

*System saraf ini mempunyai kemampuan kerja otonom, seperti jantung, paru, serta alat pencernaan. Sistim otonom dipengaruhi saraf simpatis dan parasimpatis.
-Pusat saraf simpatis berada di Medulla spinalis bagian torakal dan lumbal, sedang pusat parasimpatis berada dibagian Medulla oblongata dan Medulla spinalis bagian sacral. Pusat – pusat ini masih dipengaruhi oleh pusat yang lebih tinggi yaitu di hipotalamus sebagai pusat emosi.
Saraf otonom 

1. S.Simpatis
    -Kesiagaan meningkat, peningkatan konsentrasi seseorang.
       -Denyut jantung meningkat
       -Pernafasan meningkat
      -Tonus otot – otot meningkat
    -Gerakan saluran cerna menurun
      -Metabolisme tubuh meningkat.



2. S. Parasimpatis 
        -Kesiagaan menurun, konsentrasi menurun, fokus melemah.
     -Denyut jantung melambat. 
     -Pernafasan tenang
     -Tonus otot-otot menurun.
     -Gerakan saluran cerna meningkat
     -Metabolisme tubuh menurun

Saraf Kranial

       jaras saraf yang berasal dari otak dan meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang dinamakan foramina, terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi.

-Olfaktorius (I), 
-optikus (II),
-Okulomotorius (III),
-Troklearis (IV),
¨Trigeminus (V),
¨Abdusens (VI),
¨Fasialis (VII),
¨Vestibula koklearis (VIII),
¨Gflossofaringeus (IX),
¨Vagus (X),
¨Asesorius (XI),
¨Hipoglosus (XII). 
SARAF OLFAKTORIUS (N. I)
-Saraf Olfaktorius atau biasa disebut saraf penghidu dimulai dari sisi yang menerima rangsangan olfaktorius. Sistem ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum nasal, fila olfaktoria, bulbus subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis.
-Sistem olfaktorius merupakan satu-satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai korteks tanpa dirilei di talamus. Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan dan induksi salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan bahwa sistem ini ada kaitannya dengan emosi.
-Emosi yang menyertai rangsangan olfaktorius mungkin berkaitan ke serat yang berhubungan dengan talamus, hipotalamus dan sistem limbik. 
SARAF OPTIKUS (N. II)
-Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. Serabut  saraf ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum.
-Penilaian klinis meliputi 5 komponen : 
¤Ketajaman penglihatan 
¤Lapang pandang 
¤Penglihatan warna 
¤Funduskopi 
¤Respon pupil   
SARAF OKULOMOTORIUS (N. III)
-Nukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di depan substansia grisea periakuaduktal (Nukleus motorik) dan sebagian lagi di dalam substansia grisea (Nukleus otonom).Nukleus motorik bertanggung jawab untuk persarafan otot-otot rektus medialis, superior, dan inferior, otot oblikus inferior dan otot levator palpebra superior. 
SARAF TROKLEARIS (N. IV)
-Saraf ini merupakan satu-satunya saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. Saraf troklearis mempersarafi otot oblikus superior untuk menggerakkan mata bawah, kedalam dan abduksi dalam derajat kecil.
SARAF TRIGEMINUS (N. V)
-Saraf trigeminus bersifat campuran terdiri dari serabut-serabut motorik dan serabut-serabut sensorik.
-Serabut motorik mempersarafi otot masseter dan otot temporalis. Serabut-serabut sensorik saraf trigeminus dibagi menjadi tiga cabang utama atau disebut ramus  yaitu ramus saraf oftalmikus, ramus maksilaris, dan ramus mandibularis. 
SARAF ABDUSENS (N. VI)
-Saraf ini juga berfungsi sebagai pengerak bola mata. Gerakan mata secara melingkar ataupun ke kanan dan ke kiri diatur oleh 3 saraf yaitu gabungan dari saraf Okulomotorius, Troklearis dan Abdusen  (saraf III, IV dan VI).   
SARAF FASIALIS (N. VII)
-Saraf Fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik
-Fungsi sensorik berasal dari Nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik dan saraf vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.
-Serabut motorik saraf Fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah.
SARAF VESTIBULOKOKLEARIS (N. VIII)
-Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut-serabut aferen yang mengurusi pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan kemudian menuju girus superior lobus temporalis.
-Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut-serabut auditorik di dalam kanalis Fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan menyebar melewati batang dan serebelum.
Saraf Glosofaringeus (N. IX) dan Saraf Vagus (N. X)
-Gangguan pada komponen sensorik dan motorik dari N. IX dan N. X dapat mengakibatkan hilangnya refleks menelan yang berisiko terjadinya aspirasi paru. Kehilangan refleks ini pada pasien akan menyebabkan pneumonia aspirasi, sepsis dan Adult Respiratory Distress Syndome (ARDS) kondisi demikian bisa berakibat pada kematian. Gangguan Nervus IX dan N. X menyebabkan persarafan otot-otot menelan menjadi lemah dan lumpuh. Cairan atau makanan tidak dapat ditelan ke esofagus melainkan bisa masuk ke trachea langsung ke paru-paru.
-Kelainan yang dapat menjadi penyebab antara lain : Lesi batang otak (Lesi N IX dan N. X), syringobulbig (cairan berkumpul di Medulla oblongata), pasca operasi trepansi serebelum, pasca operasi di daerah kranioservikal.
Saraf Asesorius (N. XI)
-Gangguan N. XI mengakibatkan kelemahan otot bahu (otot trapezius) dan otot leher (otot sterokleidomastoideus). Pasien akan menderita bahu yang turun sebelah serta kelemahan saat leher berputar ke sisi kontralateral.
-Kelainan pada Nervus asesorius dapat berupa robekan serabut saraf, tumor dan iskemia akibatnya persarafan ke otot trapezius dan otot stemokleidomastoideus terganggu.

Syaraf Hypoglosus ( N. XII )
-Kelainan syaraf ini menyebabkan defisiasi miring kearah yang lemah dari bagian lidah, kelainan syaraf ini juga menunjukkan terjadinya disphagia atau kelainan menelan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin

MATA KULIAH   : Anatomi Fisiologi   POKOK BAHASAN  : Sistem Endokrin   SUB POKOK BAHASAN  : Kelenjar Endokrin, Hormon,  dan mekanisme...