SARAF OTONOM
(S. Simpatis dan S. Parasimpatis)
(S. Simpatis dan S. Parasimpatis)
*System saraf ini mempunyai kemampuan
kerja otonom, seperti jantung, paru, serta alat pencernaan. Sistim otonom
dipengaruhi saraf simpatis dan parasimpatis.
-Pusat
saraf simpatis berada di Medulla spinalis bagian torakal dan lumbal, sedang
pusat parasimpatis berada dibagian Medulla oblongata dan Medulla spinalis
bagian sacral. Pusat – pusat ini masih dipengaruhi oleh pusat yang lebih tinggi
yaitu di hipotalamus sebagai pusat emosi.
Saraf otonom
1. S.Simpatis
-Kesiagaan
meningkat, peningkatan konsentrasi seseorang.
-Denyut jantung meningkat-Pernafasan meningkat
-Tonus otot – otot meningkat
-Gerakan saluran cerna menurun
-Metabolisme tubuh meningkat.
2. S.
Parasimpatis
-Kesiagaan menurun, konsentrasi
menurun, fokus melemah.
-Denyut jantung melambat.
-Pernafasan tenang
-Tonus otot-otot menurun.
-Gerakan saluran cerna meningkat
-Metabolisme tubuh menurun
Saraf Kranial
jaras saraf yang berasal dari otak dan meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang dinamakan foramina, terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi.
-Denyut jantung melambat.
-Pernafasan tenang
-Tonus otot-otot menurun.
-Gerakan saluran cerna meningkat
-Metabolisme tubuh menurun
Saraf Kranial
jaras saraf yang berasal dari otak dan meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang dinamakan foramina, terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi.
-Olfaktorius (I),
-optikus (II),
-Okulomotorius (III),
-Troklearis (IV),
¨Trigeminus (V),
¨Abdusens (VI),
¨Fasialis (VII),
¨Vestibula koklearis (VIII),
¨Gflossofaringeus (IX),
¨Vagus (X),
¨Asesorius (XI),
¨Hipoglosus (XII).
SARAF OLFAKTORIUS (N. I)
-Saraf Olfaktorius atau biasa
disebut saraf penghidu dimulai dari sisi yang menerima rangsangan olfaktorius.
Sistem ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: mukosa olfaktorius pada bagian
atas kavum nasal, fila olfaktoria, bulbus subkalosal pada sisi medial lobus
orbitalis.
-Sistem olfaktorius merupakan
satu-satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai korteks tanpa dirilei di
talamus. Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan dan induksi
salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan
bahwa sistem ini ada kaitannya dengan emosi.
-Emosi yang menyertai rangsangan
olfaktorius mungkin berkaitan ke serat yang berhubungan dengan talamus,
hipotalamus dan sistem limbik.
SARAF OPTIKUS (N. II)
-Saraf ini merupakan saraf sensorik
murni yang dimulai di retina. Serabut
saraf ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan
bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma
optikum.
-Penilaian klinis meliputi 5
komponen :
¤Ketajaman penglihatan
¤Lapang pandang
¤Penglihatan warna
¤Funduskopi
¤Respon pupil
SARAF OKULOMOTORIUS (N. III)
-Nukleus saraf okulomotorius
terletak sebagian di depan substansia grisea periakuaduktal (Nukleus motorik)
dan sebagian lagi di dalam substansia grisea (Nukleus otonom).Nukleus motorik
bertanggung jawab untuk persarafan otot-otot rektus medialis, superior, dan
inferior, otot oblikus inferior dan otot levator palpebra superior.
SARAF TROKLEARIS (N. IV)
-Saraf ini merupakan satu-satunya
saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. Saraf troklearis
mempersarafi otot oblikus superior untuk menggerakkan mata bawah, kedalam dan
abduksi dalam derajat kecil.
SARAF TRIGEMINUS (N. V)
-Saraf trigeminus bersifat campuran
terdiri dari serabut-serabut motorik dan serabut-serabut sensorik.
-Serabut motorik mempersarafi otot
masseter dan otot temporalis. Serabut-serabut sensorik saraf trigeminus dibagi
menjadi tiga cabang utama atau disebut ramus
yaitu ramus saraf oftalmikus, ramus maksilaris, dan ramus mandibularis.
SARAF ABDUSENS (N. VI)
-Saraf ini juga berfungsi sebagai
pengerak bola mata. Gerakan mata secara melingkar ataupun ke kanan dan ke kiri
diatur oleh 3 saraf yaitu gabungan dari saraf Okulomotorius, Troklearis dan
Abdusen (saraf III, IV dan VI).
SARAF FASIALIS (N. VII)
-Saraf Fasialis mempunyai fungsi
motorik dan fungsi sensorik
-Fungsi sensorik berasal dari
Nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik dan saraf
vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.
-Serabut motorik saraf Fasialis
mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot orbikularis okuli, otot
buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus,
otot digastriktus posterior serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar
persepsi pengecapan bagian anterior lidah.
SARAF VESTIBULOKOKLEARIS (N. VIII)
-Saraf vestibulokoklearis terdiri
dari dua komponen yaitu serabut-serabut aferen yang mengurusi pendengaran dan
vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi keseimbangan.
Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju
inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus
genikulatum medial dan kemudian menuju girus superior lobus temporalis.
-Serabut-serabut untuk keseimbangan
mulai dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan
serabut-serabut auditorik di dalam kanalis Fasialis. Serabut-serabut ini
kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan menyebar melewati batang dan
serebelum.
Saraf
Glosofaringeus
(N. IX) dan Saraf
Vagus
(N. X)
-Gangguan pada
komponen sensorik dan motorik dari N.
IX dan N. X dapat mengakibatkan hilangnya refleks menelan yang
berisiko terjadinya aspirasi paru. Kehilangan refleks ini pada
pasien akan menyebabkan pneumonia aspirasi, sepsis dan Adult Respiratory Distress Syndome
(ARDS) kondisi demikian bisa
berakibat pada
kematian. Gangguan Nervus IX
dan N. X menyebabkan persarafan otot-otot menelan menjadi lemah dan lumpuh. Cairan atau makanan tidak dapat ditelan ke esofagus melainkan bisa
masuk ke trachea langsung ke paru-paru.
-Kelainan yang
dapat menjadi penyebab
antara lain : Lesi batang otak (Lesi N IX
dan N. X), syringobulbig (cairan berkumpul di Medulla oblongata),
pasca operasi trepansi serebelum,
pasca operasi di daerah kranioservikal.
Saraf Asesorius (N. XI)
-Gangguan N.
XI mengakibatkan kelemahan otot bahu (otot trapezius) dan
otot leher (otot sterokleidomastoideus). Pasien
akan menderita bahu yang turun sebelah serta kelemahan saat leher berputar ke
sisi kontralateral.
-Kelainan pada Nervus asesorius
dapat berupa robekan serabut saraf, tumor dan iskemia akibatnya persarafan ke
otot trapezius dan otot stemokleidomastoideus terganggu.
Syaraf Hypoglosus ( N. XII )
-Kelainan syaraf ini menyebabkan defisiasi miring kearah yang
lemah dari bagian lidah, kelainan syaraf ini juga
menunjukkan terjadinya disphagia atau kelainan menelan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar